Gangguan depresi memang bisa dialami oleh Siapa saja, termasuk para remaja. Ciri-ciri depresi pada remaja secara medis juga tak jauh berbeda dengan depresi pada orang dewasa.
Ciri-ciri depresi pada remaja yang paling umum adalah perasaan sedih dan kehilangan minat terus menerus. Namun, ada berbagai ciri-ciri lainnya yang juga mungkin terjadi.
Ciri-Ciri Depresi Pada Remaja
Secara keseluruhan, ciri-ciri depresi pada remaja meliputi perubahan sikap dan perilaku yang bisa menyebabkan masalah serta mengganggu kegiatan sosial lainnya.
Perubahan sikap dan perilaku ini bervariasi tingkat keparahannya. Berikut ini beberapa perubahan emosi dan perilaku remaja yang menunjukkan ciri-ciri depresi.
1.Perubahan Emosional
Seorang remaja mungkin akan menunjukkan ciri-ciri depresi melalui perubahan emosional seperti:
- Perasaan sedih, bisa menangis tanpa alasan yang jelas
- Frustrasi atau perasaan lekas marah, walaupun hanya karena hal kecil
- Merasa putus asa atau hampa
- Suasana hati yang mudah tersinggung atau kesal
- Kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas yang biasa dilakukan
- Berkonflik dengan keluarga dan teman
- Tingkat percaya diri yang rendah
- Perasaan tidak berharga atau merasa bersalah
- Menyalahkan diri sendiri atau mengkritik diri sendiri secara berlebihan pada kegagalan masa lalu
- Sensitivitas ekstrim terhadap penolakan atau kegagalan dan membutuhkan kepastian yang berlebihan
- Sulit konsentrasi, berpikir, mengingat atau membuat keputusan
- Terus-terusan berpikir bahwa hidup dan masa depan suram
- Seringkali memikirkan kematian atau memiliki pikiran bunuh diri
2.Perubahan Perilaku
Selain perubahan emosional, ciri-ciri depresi pada remaja juga bisa dikenali dari perubahan perilaku seperti:
- Kelelahan dan kehilangan tenaga
- Insomnia atau terlalu banyak tidur
- Perubahan nafsu makan, bisa berupa menurunnya nafsu makan dan mengalami penurunan berat badan atau sebaliknya
- Menggunakan narkoba atau alkohol
- Gelisah, seperti meremas tangan, tidak bisa duduk tenang atau mondar-mandir
- Lambat dalam berpikir, bicara dan saat menggerakan tubuh
- Mengeluhkan nyeri tubuh atau sakit kepala yang tidak dapat dijelaskan
- Menjauh dari kehidupan sosial
- Prestasi sekolah menurun atau memburuk
- Sering tidak masuk sekolah
- Tidak memerhatikan penampilan atau kebersihan diri
- Melakukan kegiatan berisiko atau mengganggu atau perilaku lainnya yang tidak biasa
- Menyakiti diri sendiri, membuat luka secara sadar termasuk juga membuat tato berlebihan
- Membuat rencana bunuh diri atau percobaan bunuh diri
Memang sulit untuk memastikan gangguan depresi atau hanya emosi biasa. Orang tua perlu memperhatikan perilaku anaknya selama beberapa waktu.
Jika ciri-ciri depresi ini terus terlihat dan mulai mengganggu kehidupan anak, sebaiknya orang tua berbicara pada dokter ahli kejiwaan.
Gejala depresi tidak bisa membaik dengan sendirinya dan bisa memburuk jika tidak ditangani. Karena itu, saran dari ahli merupakan yang terbaik.
Jika ciri-ciri depresi pada remaja mungkin dianggap sebagai kenakalan biasa. Namun, jika remaja tersebut benar-benar mengalami depresi dan dibiarkan tanpa pengobatan maka bisa berkembang dan menimbulkan komplikasi.
Berikut ini beberapa komplikasi dan masalah lain yang berkaitan dengan depresi pada remaja yang mungkin terjadi:
- Penyalahgunaan alkohol dan narkoba
- Masalah akademis
- Konflik keluarga dan masalah dalam membina hubungan sosial
- Terlibat dalam masalah hukum
- Adanya upaya bunuh diri
Sebelum hal ini terjadi, alangkah baiknya mendiagnosis depresi pada remaja dengan berbagai pemeriksaan seperti tes laboratorium, ujian fisik, dan evaluasi psikologis.
Itulah berbagai informasi mengenai ciri-ciri depresi yang biasanya dialami oleh para remaja. Hal ini tentu saja sangat penting apalagi bagi para orang tua. Semoga bermanfaat.